Jumat, 05 September 2008

Profil dan Sejarah Ilmu Nogososro


Tedak rembesing madu turasing kusumo andanan warih, Terjemahan singkatnya adalah ‘berdarah biru’Namun yang di maksud darah biru tidak hanya ningrat atau keturunan raja – raja saja. Tetapi keturuan orang-orang ‘Alim atau ‘Ulama sholih .Setidaknya, itulah HM Gus Ulin Nuha Azka seorang spiritualis Jakarta asal Demak, Jawa Tengah.

Jika bapaknya macan, maka anaknya menjadi macan, Kalau leluhurnya orang-orang ‘Alim maka setidaknya dalam dirinya mengalir darah ke’Aliman juga, Itulah yang di maksud dengan tedak rembesing madu, alias keturunan.

Gus Ulin .. terlahir dari ayah Alm KH Asnawi kariem bin KH Abdul Kariem bin KH Idris, Bila di tarik dari silsilah Nenek adalah keturunan ke 3 dari KH Sholih sindon bin KH Sulaiman bin KH Thohir bin R.Ngabehi Joyodiningrat bin Raden Hadi Jayeng Kusumo Bin Rr Condro Puspitasari. Melihat silsilahnya tak heran bila dalam diri Gus Ulin mengalir darah spiritual baik dari Ayah maupun Neneknya.

Sejarah dan sepak terjang kakek buyut Gus Ulin yaitu Raden Hadi adalah sezaman dengan pangeran Diponegoro, beliau adalah ‘Ulama penyebar agama Islam di wilayah Demak dan sekitarnya, begitu juga dengan KH.Sholih Sindon adalah generasi penerus yang cukup masyhur. Bahkan khaul Mbah Sholih yang di adakan setiap tanggal 15 Suro yang di barengi dengan Mujahadah dan Istighotsah selalu ramai di hadiri masyarakat baik di wilayah Demak maupun Semarang.Di kalangan pejabatpun , makam mbah Sholih selalu jadi jujugan.

Kedalaman ilmu Mbah Sholih sudah tidak di ragukan lagi,murid-murid beliau tersebar di berbagai daerah maupun mancanegara, tercatat KH,Iskhaq anak sekaligus murid beliau adalah penyebar agama Islam di Singapura dan Malaysia, Makam KH Iskhaq di Ipuh Perak, Malaysia sampai saat ini masih ramai di kunjungi peziarah. KH Muslih Mranggen juga salah satu Murid beliau.

Salah satu peninggalan KH Sholih yang sampai saat ini masih terpelihara dengan baik adalah sebuah Masjid Sindon sekaligus pondoknya. Masjid yang didirikan pada abad XX tepatnya tahun 1908 M ini mempunyai ciri khas bangunan unik, yaitu berbentuk persegi empat dengan empat tiang soko guru, atap tumpang yang terdapat Mustaqa pada puncaknya, lengkap dengan serambi dan pawestren. Masjid ini juga di lengkapi dengan Mihrab sebagai tanda arah kiblat dan mimbar. Sedangkan motif yang ada dalam bangunan masjid ini adalah motif sulur suluran, ceplok bunga dengan warna keemasan dan kaligrafi dengan motif cermin. Masjid Sindon ini telah mendapat Sk dari Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala jawa tengah, sebagai salah satu Benda Cagar Budaya.Kabupaten Demak . Sedangkan pondoknya sendiri berdiri pada tahun1875 M

Tanda-tanda bakat supranatural Gus Ulin sudah terlihat sejak kecil,di saat teman sebayanya lebih suka bermain-main, Gus Ulin justru lebih senang menghapal do’a-doa Ilmu Hikmah atau ikut Abahnya melayani tamunya berobat. Melihat ketertarikan dan kecenderungan Gus Ulin pada ilmu agama dan Ilmu Hikmah, maka setamat Sekolah Dasar,selaras dengan tradisi pesantren,oleh Abahnya Gus Ulin di kirim ke kota Kediri Jawa Timur untuk mondok memperdalam Ilmu agama.Di kota Kediri itulah Gus Ulin bertemu dan berguru pada ‘Ulama –ulama sepuh, tercatat di antaranya adalah: Alm KH.Yasiin Al Padangi ( Imam Masjidil Haram Makkah, pada saat berkunjung ke Pondok Pesantren Lirboyo dalam rangka silaturahmi pada para pengasuh Pondok-Pondok Pesantren Salaf) Mendapat ijazah dan bimbingan langsung dari KH.Maksum Jauhari (Gus Maksum) pada tahun 1995, di antaranya: Hizib Nashor,Hizib Nawawi, Hizib Bahr,Hizib Jausan, Ibnu Alwan dll, Mendapat Ijazah Dalailul Khoirot tahun 1995 dari KH Abd Hafid Jombang, dan dari KH.Mubashir Kudus tahun 1997. Mendapat Bai’at Ilmu Haqqullah dari K.Alla Masyhur Alim tahun 1996, Mendapat Ijazah Ilmu Thib dari KH.Hannan Kencong Pare tahun 1988

Selesai menamatkan pendidikan di Pondok Pesantren pada tahun 1996, Gus Ulin langsung pulang ke Demak untuk meneruskan dan mengelola kelangsungan pendidikan di pondok Pesantren Sabilul Muttaqin yang di wariskan Abah beliau (Abah Gus Ulin adalah pengasuh Pondok Pesantren Sabilul Muttaqin Desa Sindon Trimulyo kec.Guntur,Kab Demak, di pondok pesantren ini di samping mengajarkan kitab-kitab fiqih .tahfidz Al-qur’an juga mengelola Madrasah dari MI.MTS. Dan MA dan sampai saat ini juga memberikan beasiswa bagi siswa yang berprestasi dan pendidikan gratis bagi yang tidak mampu )

Mungkin karena darah spiritual yang mengalir di tubuh Gus Ulin lebih kental,bukanya mengelola pondok pesantren yang di wariskan Abahnya,Gus Ulin justru tenggelam dalam olah bathin dan lelaku tirakat, Pergolakan bathin yang begitu berat antara mengajar ilmu agama di pondok atau mencari kepuasan bathin spiritual,menyebabkan Gus Ulin tidak betah di rumah. Makam Sunan Kalijaga adalah tempat pelarianya, Di makam itulah Gus Ulin bertemu dengan guru spiritualnya. (Beliau sering di panggil dengan sebutan Mbah Putri, Menurut silsilah nasabnya, Mbah Putri ini masih keturunan Syeh Jangkung Saridin kayen Pati, yang tak lain adalah murid Sunan Kalijaga,konon karomah Syeh Jangkung diantaranya mampu menghidupkan kerbau yang sudah mati, konon kulit kerbau landoh/kebo landoh ini bisa untuk kekebalan ,anti silet, tembak dll)

Tataran lakon Ilmu yang pertama kali di terima Gus Ulin adalah Ziarah walisongo 41 hari, selama perjalanan ziarah banyak hal-hal aneh dan ghaib yang di temui, sampai suatu malam yang ke 37 saat Gus Ulin berada di makam Syeh Syarif Hidayatullah Cirebon,tidak sengaja Gus Ulin tertidur di depan makam,Tiba-tiba di depan makam sudah berdiri 5 jin penjaga makam terdiri dari 2 laki-laki dan 3 perempuan,melihat wajahnya jin ini berasal dari negeri Cina, bisa jadi Jin ini adalah pengawal makam isteri Sunan, karena isteri Sunan ada yang berasal dari etnis Cina,Terjadilah pertempuran seru,mungkin Jin-jin ini tidak terima karena Gus Ulin tidur di depan makam, sampai akhirnya Jin-Jin ini kalah

Begitu terbangun, di samping Gus Ulin sudah tergeletak sebilah keris kecil berbentuk bunga (sampai saat ini kerisnya masih tersimpan dan terawat baik). Malam ke 41 saat di makam Sunan kalijaga itulah Gus Ulin menerima baiat Ilmu NOGOSOSRO dari Eyang putri, ( Ilmu Nogososro saat ini hanya bisa di turunkan melalui ‘Bai’at’ demi menjaga kemurnian keilmuanya dan kejelasan sanad guru-gurunya)

Lima tahun lamanya Gus Ulin menjelajah makam –makam Aulia baik di wilayah barat maupun wilayah timur, berguru kepada para ahli kebatinan maupun ahli ilmu Hikmah, sampai ahirnya Gus Ulin berguru pada Sayyid Husin bin Muhdlor Thohir Al-Hindwan di beri Ijazah dan Bai’at Ilmu Rijalul Ghaib, Gus Ulin sendiri tercatat murid yang ke 8 dari Sayyid Husin,salah satu pengusaha radio terkenal di Semarang juga sebagai murid yang ke 7 ( Menurut Sayyid Husin beliau hanya menurunkan Ilmu ini pada 9 orang saja)

Pada tahun 2001 atas saran Eyang Putri dan restu Sayyid Husin,Gus Ulin berangkat ke Jakarta untuk mengabdikan ilmunya… , Pada tanggal 13 juni 2001 didirikanlah klinik pengobatan ( Klinik Ghaib KS Kalijaga) sebagai dewan Pembina KH.Sayyid Husin dan Gus Ulin sendiri, Ketua Bapak Samsu Martono ( Dirut PT.Ganesha Mustiarti) Wakil Ketua Raden Rudy Rivianto, Sekertaris Ny,Shonia Bhagwanty, Bendahara, Ny RA Dede Moelyatie, Anggota Bapak Agus Suharto dengan SPK.PN.No.34/CN/HKM/P/2001/PN/Jak Sel

Sebagai Dewan Pembina klinik maupun pribadi,pada tahun 2002 telah mendapatkan penghargaan ASEAN PROFESIONAL PARANORMAL 2002 dan CITRA PARANORMAL TERBAIK INDONESIA 2003. Gus Ulin yang bisa di kontek via ponsel pribadinya 08156636622 adalah salah satu dari Dewan Presidium Majlis Dzikir FKPPAI ( Forum Komunikasi Paranormal dan Penyembuh Alternatif Indonesia).Pemangku Majlis Seni Dzikir KS Kalijaga Demak. Pembaiat Ilmu NOGOSOSRO dan Pengurus Pusat Pencak Silat Pagar Nusa PBNU.( Dewan kethabiban ) Kesibukan sehari-hari Gus Ulin saat ini di samping melayani konsultasi spriritual dan Baiatan Ilmu Nogososro juga menyelesaikan pendidikan S2 nya di salah satu perguruan tinggi di Jakarta

ZUHUD = HIDUP MISKIN ?

“Bekerjalah untuk duniamu,seakan engkau hidup selamanya, dan beramallah untuk akhiratmu, seakan esok engkau mati”,

“Dan tidak Aku ciptakan Jin dan Manusia, melainkan supaya mereka mengabdi kepada Ku,” (QS,Adz-Dzariat;56)

Di ciptakanNya manusia dari setetes air hina, sembilan bulan proses di dalam kandungan ibu,lalu lahirlah wujud manusia yang sempurna, Maha Agunglah Dzat yang Kuasa menciptakan Makhluk, sejak ia lahir kedunia maka, mulailah ia terbebani tanggung jawab sebagai khalifah di bumi, oleh karenanya ia di anugerahi kemampuan yang tidak di miliki oleh makhluk lain, yaitu kuat fisik ( Quwwah Amaliah) agar ia mampu mengerjakan tugas dan tanggung jawab yang berkaitan dengan fisik, bekerja dan berusaha memenuhi kebutuhan hidupnya. Dan di beri kemampuan berfikir (Quwwah Nadhoriyah) agar ia mampu menerjemahkan kebutuhan batin dan kreatif dalam mencari solusi dari problem kehidupanya.

Dalam tataran kehidupan nyata kewajiban manusia sebagai khalifah di bumi adalah: memenuhi kebutuhan fisik hidupnya, (makan, minum, sandang, tempat tinggal) agar kehidupanya tetap berlangsung. Dan kebutuhan hidup sosialnya ( interaksi dengan makhluk sasial lainya, dan dengan alam sekelilingnya).

Pada sisi yang lain manusia tidak boleh pula melupakan kewajibanya untuk beribadah kepada Tuhanya, salah satunya adalah berzuhud, menurut Sayyid Abu Bakar dalam Kitab Kifayatul Atqiya’ Zuhud adalah FAQDU ‘ALAQOTIL QOLBI BIL MAALI, WALAISA HUWA FAQDAL MAALI. Artinya”Menghilangkan ketergantungan hati terhadap harta benda (dunia) bukan berarti tidak punya harta”

Bahkan ada pula Ulama’ yang berpendapat Zuhud adalah: meninggalkan duniawi sepenuhnya. Ada pula yang mengatakan Zahid ialah orang yang menyibukkan dirinya dengan segala sesuatu yang di perintahkan Allah serta meninggalkan kesibukan terhadap selain Allah, ada juga yang berpendapat Zuhud adalah: meninggalkan dunia seakan-akan dunia ini tidak ada.

Perbedaan pendapat Ulama’ dalam pengertian Zuhud sebenarnya berangkat dari perbedaan Maqam (tingkatan) dalam Tasawwuf, Yaitu antara seseorang sudah mencapai derajat tsiqah billah (Secara total percaya penuh dan tawakkal kepada Allah) dan seseorang yang baru pada tingkatan maqam kasbi (orang yang belum bisa menanggalkan hatinya dari kecintaan duniawi, dan belum total dalam bertawakkal kepada Allah)

Dari uraian di atas Zuhud adalah: menghilangkan ketergantungan hati kepada selain Allah, bukan berarti benci kepada dunia dan tidak punya harta sama sekali.

Imam al-Ghozali sendiri menyimpulkan Zuhud adalah: meninggalkan segala yang di cintai hawa nafsu menuju yang lebih baik dengan keyakinan apa yang kelak ia peroleh jauh lebih berharga di bandingkan dengan apa yang ia tinggalkan. Dengan kata lain Zuhud adalah: meninggalkan urusan duniawi untuk mencapai kebahagiaan Ukhrowi. Jadi, seorang Zahid tidak ada bedanya antara memiliki harta benda dan yang tidak memiliki, tidak berbangga hati dan takabbur ketika hartanya melimpah dan tidah susah hatinya ketika miskin.

Ketenteraman hatinya tidak di sandarkan pada kekayaanya, tapi bersandar penuh kepada Allah SWT.

Tujuan hidup manusia di dunia tidak hanya sekedar menumpuk harta benda, tetapi mencari kebahagiaan dunia akhirat, Dunia hanyalah tempat menanam dengan berbuat baik dan mensyukuri nikmat. dunia adalah alat dalam menuju Sa’adatut-daroini.

Manusia hidup tentu membutuhkan harta benda untuk menopang kelangsungan kehidupanya, tetapi jangan di jadikan alasan menghabiskan seluruh waktunya untuk menumpuk harta benda dan melalaikan kewajibanya sebagai hamba yang harus menjalankan ibadah berbakti kepada penciptanya. Izhad fiddun_yaa, yuhibbuka_Allah, wazhad fi aidinnaasi, yuhibbuka_Annas,Berzuhudlah dalam urusan dunia,niscaya kamu akan di cintai Allah, dan berzuhudlah( jangan mengharap apa-apa) dari apa-apa yang ada dalam genggaman manusia, niscaya kamu akan di sukai manusia”



Rabu, 18 Juni 2008

NUTRISI QALBU


PERJALANAN KEHIDUPAN


Demi masa…
Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian,
Kecuali orang-orang yang mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.

Sungguh hidup ini terasa singkat sekali, ibarat waktu, kita telah berada pada saat ‘Asr (senja) waktu yang sebentar lagi malam, usia yang begitu pendek, kita lahir bayi, sebentar kemudian anak-anak,sejanak kita menikmati masa kanak-kanak, bermanja-manja dengan orang tua kita, bermain dengan sebaya, bertingkah dan berfikir sesuai usia kanak-kanak, menghadapi problem kanak-kanak. Tak seberapa lama kita terbuai dengan masa itu, beranjaklah kita pada usia dewasa. Pola pikir kita sudah tentu berbeda dengan masa kanak-kanak, kita mulai mengerti dan memahami apa yang kita perbuat, kita sudah bisa mulai merancang masa depan kehidupan kita, kita sudah bisa berandai-andai tentang cara hidup kita, merancang apa pekerjaan kita, apa profesi kita dalam mencari nafkah.
Masa inilah sebenarnya yang akan membawa dampak paling besar di usia tua kita nanti, semakin baik persiapan kita di usia muda, semakin baiklah masa tua kita, masa dimana kita menabung untuk hari tua kita nanti,
Masa dewasa yang kita lalui sungguh mencemaskan, berbagai problem kehidupan sudah mulai melebur dalam kehidupan kita sehari-hari, kita sudah di tuntut untuk bisa mencari solusinya, masa-masa indah saat kita mulai mengenal lawan jenis, masa-masa dimana kita menempuh pendidikan, bahkan masa dimana kita harus mulai mengerti tentang beban orang tua kita,
Sekejap saja kita mengecap ‘manisnya’ masa dewasa ,romantisme masa pacaran, senda gurau saat kita apel sang pacar,khayalan-khayalan tentang ‘dunia milik kita berdua’ seolah lenyap dan hilang begitu saja ketika kita sudah memasuki pernikahan, masa dimana tanggung jawab ‘hidup kita’ berada di tangan kita sendiri, mulailah kita bekerja yang ‘sesungguhnya’, saat amanah anak lahir, bertambahlah tanggung jawab kita, merawat , mengasuh, dan mendidiknya, pada saat anak kita menjadi dewasa, jadilah kita ‘orang tua’ yang sesungguhnya karena usia kita memang benar-benar tua.

KEHIDUPAN YANG SESUNGGUHNYA
Sungguh perjalanan kehidupan yang kita lalui ini sangat singkat, seolah kita tak merasakan iramanya, tahu-tahu kita sudah di ambang senja, yang menjadi pertanyaan, apakah kita telah mengisi kehidupan ini dengan penuh nilai, atau malah sebaliknya ?
“Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah di usahakanya,” (QS,Al-Najm;39)
“Sesunguhnya orang-orang yang banyak berbakti benar-benar berada dalam surga yang penuh kenikmatan,Dan sesungguhnya orang-orang yang durhaka benar-benar dalam neraka,” (QS.Al-Infithar;13-14)
Jalan Menuju Surga Dunia dan Surga Akhirat.
Sesungguhnya sangatlah mudah bagi kita untuk mencapai apa yang di sebut kebahagiaan dunia(surga dunia) terbentang luas tata dan cara yang telah di berikan yang Kuasa untuk kita mampu menempuhnya, hanya saja maukah kita melaluinya ? Quu, Anfusakum, Wa Ahliikum Naaro .jagalah dirimu,,, mulailah dari diri kita, sebelum kita mengajak orang lain,kita atur dan susun kehidupan ini sesuai dengan takaranya, jika menyangkut Hablum minannas (interaksi dengan manusia) kita harus berusaha mengikutinya, aturan dan hukum yang di buat oleh manusia, tentulah bertujuan untuk kemaslahatan umat manusia itu sendiri, manusia di beri akal agar mampu membedakan mana yang baik, dan mana yang buruk, kita di beri aturan dan hukum kehidupan ini agar kita beda dengan pola kehidupan hewani, di jagat raya ini semua makhluk mempunyai aturan hukum yang baku, bintang-bintang yang beredar di cakrawala ada hukum edar yang mengaturnya agar tidak saling bertabrakan.Demikian juga dengan Hablum minaAllah (interaksi manusia dengan Tuhanya) kita telah di beri rambu-rambu kehidupan, yang dengan mengikutinya akan selamatlah hidup kita dari kemurkaaNYA,
Kenapa harus diri kita yang memulai taat hukum ? dari sinilah tercermin kualitas dan nilai kepribadian kita, rasa kedamaian akan hati muncul apabila kita merasa tidak melakukan kesalahan, kita akan makan enak jika kita tahu dari mana rizqi itu diperoleh, jika rutinitas kehidupan ini kita lalui dengan kejujuran diri niscaya hidup ini terasa manisnya,
Wa Ahliikum Naroo..

Setelah kita menjaga kualitas hidup ini sesuai dengan aturan hukum yang berlaku, baik hukum yang menyangkut Hablum minannas,( interaksi dengan manusia) maupun Hablum MinaAllah (hubungan manusia dengan Tuhanya), barulah kita mengajak keluarga kita untuk bersama-sama mengikuti jejak kita, Harga diri kita tercermin dari keluarga kita juga, sesukses apapun kita apabila salah satu dari keluarga kita lepas control dari aturan hukum yang berlaku, maka nilai kita akan berkurang juga.
Setelah anak istri telah terpenuhi sandang panganya, pendidikan dan pekerjaanya sampailah kita pada tahap bersyukur kepada yang Maha Kuasa, ketika kita pandai jadi hamba yang bersyukur atas karuniaNya maka ni’mat lahir bathin tercapai, Syurga dunia di rasakan dan Syurga Akhirat menanti, Amiiiin.
“orang-orang yang paling merugi perbuatanya,Yaitu orang-orang yang telah sia-sia perbuatanya dalam kehidupan dunia ini, sedangkan mereka menyangka bahwa mereka berbuat sebaik-baiknya,” (QS.Al-kahfi:104)